BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Propinsi Bangka Belitung
adalah sebuah kawasan yang tengah bebenah diri. Kecantikan pantainya mulai
dikenal, begitu juga keelokan panoramanya. Dan sejak lama Bangka Belitung
terkenal sebagai penghasil lada putih atau White Muntok Pepper kelas
dunia.Namun kini, kejayaan lada seolah tinggal menghitung hari. Harga jual si
lada putih atau sahang dalam bahasa setempat, amat rendah. Dan masyarakat lebih
memilih menjadi penambang timah inkonvensional, atau lebih dikenal dengan TI.
Hal ini pula yang mengubah cantiknya wajah Bangka .Sebagian bahkan membongkar
kebun lada mereka, diubah jadi lokasi tambang. Padahal mineral itu hanya
tinggal sisa-sisanya. Bekas galiannya pun berpotensi menimbulkan masalah
lingkungan.
Berlalunya masa jaya
sahang alias lada di Bangka Belitung, gampang dilihat. Bagaimana tidak, tahun
2000 masih ada 80 ribu hektar kebun lada. Kini susut hanya tinggal 7 ribu
hektar. Banyak pohon lada yang rusak serta bercampur dengan alang-alang.
Sebagian bahkan diubah jadi lokasi tambang inkonvensional.
Lahan pasca tambang timah didominasi oleh hamparan
tailing, overburden, dan kolong. Tailing timah mempunyai karakterisitik fisika
dan kimia tanah serta kondisi iklim mikro yang jelek. Untuk memanfaatkan
kembali lahan pasca tambang timah, terutama lahan tailing perlu dilakukan
reklamasi dan rehabilitasi.
Pertambangan adalah kegiatan dengan penggunaan lahan yang
bersifat sementara, oleh karena itu lahan pasca tambang dapat dimanfaatkan
untuk berbagai kegiatan produktif lain. Untuk memanfaatkan lahan pasca tambang
maka harus ada upaya untuk memulihkan kembali lahan yang telah rusak akibat
dari kegiatan penambangan. Upaya perbaikan lahan bekas tambang dilakukan
melalui program reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang.
Namun
lagi-lagi reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang membutuhkan dana dan
waktu yang tidak sedikit,maka dari alasan itulah sebuah Dinas Perkebunan Kabupaten
Bangka membentuk sebuah Program bernama “Mari Berkebun Sahang” .Program ini
berisi usaha –usaha untuk mengembalikan masa-masa kejayaan tanaman lada di
Bangka Belitung.
B.Tujuan
Program
Mari berkebun Sahang ini mempunyai tujuan untuk mengembalikan masa-masa
kejayaan perkebunan Lada di Bangka Belitung dengan berbagai usaha
membudidayakan kembali tanaman Lada.
C.Rumusan Masalah
Melihat
dari latar belakang yang ada maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apa isi Program Mari Berkebun Sahang
2. Apa saja yang dilakukan Dinas
Perkebunan Kabupaten Bangka agar Program tersebut tepat sasaran dan efektif?
BAB II
PEMBAHASAN
Program Mari Berkebun Sahang yang diluncurkan
Dinas Perkebunan Kabupaten Bangka berisi:
1.
Mengajak
masyarakat membudidayakan kembali perkebunan lada dengan cara memberikan 20
bibit lada gratis pada setiap kepala keluarga untuk ditanam di lahan
masing-masing.
2.
Memberikan
penyuluhan berkala bagaimana teknik berkebun lada yang baik dan benar sehingga
menghasilkan lada yang unggul.
3.
Melakukan
pengontrolan selama masa perkebunan rakyat dilaksanakan sampai memberikan hasil
maksimal
Sebagai
Praktisi komunikasi yang terjun langsung di masyarakat dalam mensukseskan
program “Mari Berkebun Sahang “ ini maka teknik yang di pakai adalah Proses
Public Relations Cutlip & Center.
Menurut Cutlip & Center (dalam Kasali dan Abdurachman),
proses PR Sepenuhnya mengacu kepada pendekatan manajerial. Proses ini terdiri
dari: fact finding, planning,
communication, dan evaluation (Abdurachman, 2001:31).
Proses Public Relations yang
dirumuskan oleh Cutlip dan Center mencakup (a)
pendefinisian permasalahan,(b) perencanaan dan program,(c) aksi dan
komunikasi,dan (d) evaluasi program (Yosal Iriantara,2004:55).
1. Fact
finding adalah
mencari dan mengumpulkan fakta atau data sebelum melakukan tindakan.
2. Planning adalah berdasarkan fakta membuat
rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah itu.
3. Communicating
adalah rencana yang disusun dengan
baik sebagai hasil pemikiran yang matang berdasarkan fakta atau data tadi,
4. Evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang
suatu kegiatan, apakah tujuan sudah tercapai atau belum.
Tahap
1 : Fact Finding yaitu mengumpulkan
fakta melalui riset di lapangan misalnya observasi secara langsung ataupun
kuisioner untuk melihat apa yang melatar belakangi masyarakat enggan berkebun
lada.Dan didapat kesimpulan seperti di latar belakang masalah bahwa:
·
lahan
untuk berkebun lada sudah semakin berkurang akibat aktivitas penambangan dan
biaya untuk reklamasi lahan kembali sangat tinggi ditambah waktu yang cukup
lama.
·
Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang teknik berkebun lada yang baik dan benar untuk
meghasilkan lada yang berkualitas tinggi.
·
Kurangnya
teknologi dalam pembudidayaan lada.
Tahap
2 : Planning yaitu perencanaan semua
kegiatan yang akan dilakukan dalam program mari berkebun sahang melihat dari
fact finding maka perencanaan yang dilakukan adalah:
·
Menyiapkan
bibit-bibit lada untuk dibagikan secara cuma-Cuma sebanyak 20 bibit per kepala
keluarga dengan pertimbangan lahan warga yang terbatas sehingga masa percobaan
diberikan hanya 20 bibit saja.
·
Mempersiapkan
bahan sosialisasi teknik pembudidayaan lada yang baik melalui penyuluhan berkala
kepada masyarakat yang telah diberikan bibit lada gratis.
·
Mempersiapkan
pengenalan teknologi-teknologi baru dalam menunjang keberhasilan perkebunan
lada
Tahap
3 : Communicating yaitu mempersiapkan
teknik yang matang untuk sosialisasi seluaruh rencana program.Dalam hal ini
teknik komunikasi yang dipilih sangat penting dalam menentukan keberhaslan
program.Adapun teknik komunikasi yang dilakukan adalah:
·
Sosialisasi
melalui penyuluhan dengan memilih Public Speaker yang berkompeten dalam bidang
perkebunan lada dan orang tersebut punya kredibelitas tinggi.
·
Sosialisasi
melalui spanduk ataupun banner yang diletakkan di tempat-tempat strategis agar
masyarakat tau,memahami dan akhirnya mau melaksanakan program tersebut.Isi
pesan dalam spanduk maupun banner harus diperhatikan dan di desain semenarik
mungkin hingga membuat masyarakat tertarik untuk memperhatikan spanduk atau
banner tersebut.
·
Penggunaan
iklan di media cetak dan elektronik bisa dalam bentuk iklan radio ataupun iklan
di Koran dengan isi pesan yang juga mudah diserap oleh masyarakat sasaran.
·
Publisitas
juga dilakukan sehingga saat penyuluhan berlangsung pers diajak untuk meliput
acara tersebut hingga mudah diketahui oleh masyarakat lainnya saat beritanya
muncul di media cetak maupun elektronik termasuk melalui internet
(web,blog,dsb)
·
Hal
terpenting adalah menjaga hubungan baik dengan stakeholder agar
pemerintah,lembaga swasta,masyarakat ikut mendukung program Mari Berkebun
Sahang
Tahap 4 : Evaluation yaitu tahap evaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan
dalam program mari berkebun sahang.Melihat dari kegiatan yang dilakukan maka
evaluasi bisa dilakukan dengan penerapan beberapa teknik evaluasi diantaranya
adalah The Pyramid of PR Research ,yang merupakan versi
revisi dari Model Makro Evaluasi PR, dimulai dari proses perencanaan
strategis,sampai pada pencapaian outcomes (sikap dan perilaku).Metafora
piramida berguna untuk menjelaskan bahwa pada tahap awal –ketika perencanaan
komunikasi dimulai-praktisi memiliki banyak sekali informasi untuk dirakit
serta serangkaian pilihan dari segi media dan aktivitas.Pemilihan dibuat untuk
mengarahkan pesan-pesan tertentu pada target audiens tertentu melalui media tertentu dan,pada akhirnya mencapai
sasaran yang didefinisikan secara spesifik ( puncak dari program atau proyek).
Dalam
model ini ,inputs adalah komponen-komponen fisik dan strategis dari
program-program atau proyek-proyek komunikasi serta pilihan media (misalnya
event,punblikasi,web, dan sebagainya),content (misalnya teks dan image),dan
format.Outputs adalah materi-materi fisik dan kegiatan-kegiatan yang diproduksi
( misalnya pulisitas media,event,publikasi,intranet,dsb),serta proses untuk
menghasilkan (tulisan,rancangan,dsb).Outcomes adalah dampak-dampak komunikasi
,baik terhadap sikap maupun perilaku.
Jadi Inputsnya :
·
pemilihan program misalnya
penyuluhan,iklan media cetak dan elektronik,publikasi,internet dsb
·
content pesan baik pada saat
penyuluhan,di spanduk,banner ataupun iklan media cetak/elektronik kita
contohkan isi pesan nya ( 20 bibit sahang untuk 20 kebaikan ) adapun kebaikan
berisikan tentang hal-hal positif yang bisa diraih untuk pembangunan.
Outputsnya :
·
sudah dalam bentuk jadi diantaranya
spanduk,banner,iklannya dan termasuk kegiatan penyuluhan beserta dokumentasinya
Outcomesnya :
·
Riset kembali melalui kuisioer ataupun
wawancara langsung tentang damapk dari program yang dilakukan apakah ada
perubahan pada level koqnitif,afektif maupun konatif masyarak tentang pesan
yang disampaikan melalui program tersebut.
BAB
III
KESIMPULAN
Kesimpulan
1.
Kurangnya
minat masyarakat untuk berkebun lada karena lahan sudah berkurang akibat
aktivitas penambangan dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang teknik
berkebun lada yang baik dan benar untuk meghasilkan lada yang berkualitas
tinggi.
2. Untuk
mensukseskan Program “Mari Berkebun Sahang “ Dinas Perkebunan Kabupaten Bangka
membutuhkan strategi yang baik mulai dari Fact Finding,Planning,Communicating
dan Evaluations.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar