Kamis, 13 Juni 2013

Media Lokal di Bangka



Media Lokal Di Bangka

SEJARAH DIMULAINYA PERINGATAN
MAULID NABI MUHAMMAD SAW
(MAULID NABI bagian I)

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. atau peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. yang jatuh setiap tanggal 12 rabiul awal menurut kalender hijariyah merupakan tradisi yang berkembang dikalangan masyarakat islam jauh sesudah rasullullah SAW wafat. Dalam hal ini terdapat perbedaan dalam hal riwayat dimulainya tradisi perayaan maulid nabi Muhammad SAW. Al Hafizh Abu al Khair as Sakhawi mengatakan bahwa peringatan maulid Nabi yang mulia itu tidak dilakukan atau dinukil dari salaf pada masa abad ke 3 Hijriyah, dimulai peringatan maulid tersebut setelah abad ke 3 Hijriyah . Sedangkan dari kalangan pembesar negara yang mula-mula mengadakan peringatan Mauli Nabi SAW adalah Raja Mudhaffar Abu Sa’id penguasa Irbil, Irak. Demikian menurut pendapat Imam as-Sakhawi. Menurut keterangan Imam Ibnu al Jauzi, pada upacara ini pujangga terkenal Hafizh Ibnu Dihyah menyusun suatu naskah yang dinamakan dengan At-Tanwir fi Maulidil Basyir an-Nadzir, yang isinya memuat riwayat singkat perjuangan Nabi Muhammad saw. Untuk ini Raja Mudhaffar Abu Sa’id memberinya 1000 dinar. Beliau terkenal seorang yang gagah perkasa, pintar dan bijaksana. Ketika wafat, beliau sedang dalam penyerangan mengepung pasukan Eropa di kota Aka, tahun 630 H. Menurut sumber lain, orang pertama yang mencetuskan ide memperingati maulid Nabi Muhammad SAW justru Malik Mudzaffar Abu Said,yang lebih dikenal sebagai Sultan Shalahuddin al-Ayyubi (orang Inggris menyebutnya Saladin). Pemuka Islam yang kharismatik ini pernah mengundang pujangga terkenal AI-Hafidz Ibnu Dahiah untuk menggubah naskah riwayat singkat perjuangan Nabi Muhammad SAW. Naskah itu kemudian diberi judul At-Janwir If Maulid al-Basyir an-Nashir dan Ibnu Dahiah diberi honorarium 1000 dinar. Adapula yang mengatakan bahwa Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Sebuah pendapat mengatakan bahwa idenya justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya. Saat itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Kita mengenal musim itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual. Sementara itu Imam As-Suyuthi dalam kitab Husn Al-Maqosid fi Amal Al-Maulid menerangkan bahwa orang yang pertama kali menyelenggarakan maulid Nabi adalah Malik Mudzofah Ibnu Batati, penguasa dari negeri Ibbril yang terkenal loyal dan berdedikasi tinggi. Mudzofah pernah menghadiahkan sepuluh ribu dinar kepada Syekh Abu Al-Khatib Ibnu Dihyah yang telah berhasil menyusun sebuah buku riwayat hidup dan risalah Rasulullah dengan judul At-Tanwir fi Maulid Al-Basyir Al-Nazir. Pada masa Abbasiyah, sekitar abad kedua belas masehi, perayaan maulid Nabi dilaksanakan secara resmi yang dibiayai dan difasilitasi oleh khalifah dengan mengundang penguasa lokal. Acara itu diisi dengan puji-pujian dan uraian maulid Nabi, serta dilangsungkan dengan pawai akbar mengelilingi kota diiringi pasukan berkuda dan angkatan bersenjata. Pendapat lain mengatakan bahwa perayaan maulid ini dimulai pada masa dinasti Daulah Fatimiyyah di Mesir pada akhir abad keempat hijriyah. Hal itu seperti yang ditulis pada kitab Al-A’yad wa atsaruha alal Muslimin oleh Dr. Sulaiman bin Salim As-Suhaimi hal. 285-287. Disebutkan bahwa para khalifah Bani Fatimiyyah mengadakan perayaan-perayaan setiap tahunnya, di antaranya adalah perayaan tahun baru, asyura, maulid Nabi sAW bahwa termasuk maulid Ali bin Abi Thalib, maulid Hasan dan Husein serta maulid Fatimah dll. Terlepas dari kontroversi tentang sejarah dimulainya peringatan Maulid Nabi SAW namun dapat ditarik benang merah bahwa terdapat persamaan yang antara lain adalah shalahuddin Al-Ayyubi di sini lebih berperan sebagai pelopor/pencetus ide dan adanya pemberian hadiah 1000 dinar untuk pujangga yang telah menyusun suatu naskah yang dinamakan dengan At-Tanwir fi Maulidil Basyir an-Nadzir, yang isinya memuat riwayat singkat perjuangan Nabi Muhammad saw. Dan sudah selayaknyalah sebagai umat islam kita tetap memeringatinya tiap tahun.

Peringatan Maulid Nabi di Bangka

Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin modern, adat istiadat atau kebiasaan yang sudah turun temurun dilakukan di Bangka tetap di lestarikan dan tetap dijalankan. Seperti halnya Peringatan Maulid Nabi SAW, setiap tahun selalu di laksanakan hampir di setiap daerah yang ada di Bangka.Seperti di Kemuje Kecamatan Mendo Barat, peringatan Maulid Nabi selalu di adakan dengan meriah dan tak pernah lepas dari nilai-nilai agama dan budaya. Peringatannya selalu dimeriahkan dengan berbagai lomba - lomba islami seperti lomba shalawat, rudat, dan lain sebagainya. Masyarakat sangat antusias dalam menyambut peringatan hari Lahir Nabi Besar kita ini. Hal ini dibuktikan selain diadakan berbagai lomba islami, masyarakat kemuje kecamatan Mendo Barat juga pada hari peringatan tersebut menyambut para tamu atau masyarakat yang berasal dari luar desa kemuje untuk bertamu atau berkunjung ke rumah warga - warga desa Kemuje. Mereka telah membuat berbagai makanan dan juga kue - kue untuk dihidangkan kepada para tamu atau warga dari luar desa kemuje. Pada hari peringatan tersebut juga, pihak desa kemuje biasanya selalu membuat acara ceramah agama pada pagi hari. Dan biasanya pihak desa kemuje selalu mengundang penceramah penceramah dari luar daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar